Sentuhan Cinta
Alangkah
bahagianya kalau aku mendapatkan seorang kekasih yang cantik, setia, jujur dan mengerti perasaan seorang lelaki.
Betapa bahagianya kalau itu semua aku
dapatkan, tapi aku pikir semua itu hanyalah impianku yang semu. Impian yang
hanya sebatas kesat mata yang semuanya berawal dari penantian yang tak pasti
datang kebahagiaan. Awalnya aku pikir percintaan itu mengasikkan dan mencintai
seorang kekasih seakan menggembirakan hati. Aku pernah merasakan bagaimana
rasanya memiliki seorang kekasih yang baik, pintar, dan tulus mencintaiku.
Namun dibalik rasa cinta itu, semua telah berubah menjadi kekecewaan yang amat
menyakitkan dan semua itu harus kuterima dengan hati yang tulus karena dibalik
kekecewaan pasti tersimpan keindahan cinta itu sendiri.
Sebuah
keajaiban terjadi padaku. Dia masuk dalam hidupku lalu tiba-tiba Engkau merubah
segalanya. Kehadirannya itu membuat aku mampu merasakan perasaan ciptaan-Mu,
merasakan betapa indahnya cinta dan kasih sayang dan mengenalmu. Aku baru sadar
betapa naifnya aku dan betapa besarnya dosaku, tetapi aku bersyukur karena kau
mengirim dia untuk mengetuk pintu hatiku yang kelam. Seorang gadis cantik yang
baik, pintar dan berhati mulia dialah Sitti Hartina. Dia laksana sekuntum bunga
mawar dari surga.
Seiring
dengan perjalanan waktu, aku pun semakin menyadari bahwa aku sangat membutuhkan
dia, bahkan bukan itu saja aku merasakan bayang-bayangnya tidak bisa lenyap
dari pandanganku. Aku merasakan dirinya selalu hadir dalam setiap waktuku dan aku merasakan kehadirannya
menghibur kesepi-an malamku. Saat itulah hatiku menyimpulkan bahwa aku sangat
mencintainya.
Demi
cintaku padanya aku akan berusaha lepas dari masa lalu yang kelam dan berusaha
membunuh keinginan-keinginanku walau membuat-ku tampak payah dan menderita
karena dalam benakku ada sebuah keyakinan bahwa suatu nanti aku akan
memilikinya.
Setelah kulukis bayangannya disudut pelata-ranku
yang biru,
kucari sosoknya di lembaran mimpiku yang begitu dingin. Dia pun selalu
ceria padaku. Kuharap dia juga selalu mengharapkan pertemuan yang selalu ku
nantikan. Di malam yang sunyi ini aku duduk sorang diri. Di dalam
hatiku ini selalu menangis bila mengenang dirinya yang selama ini aku
kurindukan. Aku akan tetap menanti kedatanganmu walau beribu abad tahun
penantian ini tak akan beranjak sampai kapanpun. Hatiku tak akan berubah walau
kau jauh dariku. Rinduku bagaikan malam tanpa bulan bila dia
tidak di sisiku. Aku
selalu mengucurkan air mata telaga bening yang mengendap ke dasarnya.
Walau seribu misteri suka dan duka, rinduku serta dendam, namun aku
hadapi dengan pasrah dan ketabahan. Andainya
dia seperti langit lembayung yang selalu menarikan warna pelangi yang begitu
lembut dan mempesona. Selembut kasih yang berkata tanpa suara. Selembut
cinta maka, aku akan berusaha meraih
warna pelangi itu. Akan kujolok bulan dan semua bintang agar hatiku dan hatinya
dianyam cinta yang sejati. Telah lama aku melangkah
sendiri dan terombang ambing antara rindu dan kenangan. Sepertinya aku telah dibuat
melayang kelam kabut yang di penuhi asap awan.
Kini hatiku bagaikan dermaga yang terlena dalam
sisa ombak yang kemudian melepas kelamnya di dalam kesendirian gigilan rindu. Aku kini bagaikan
pelabuhan rindu yang selalu mengharapkan keramai-an. Di hati ini kaulah orang yang selalu kuharapkan
seperti ketika pertama aku masuk dalam kesendirian-mu. Seketika itu aku pun
menemukan seonggok api yang selalu menerangi hati dan jiwa hingga menjadi baja
dalam langkah yang memanjang walau badai waktu tak dapat ku terjang.
###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar