Jumat, 24 Mei 2013

Sentuhan Cinta


Sentuhan Cinta

       Alangkah bahagianya kalau aku mendapatkan seorang kekasih yang cantik, setia,  jujur dan mengerti perasaan seorang lelaki. Betapa bahagianya kalau itu semua  aku dapatkan, tapi aku pikir semua itu hanyalah impianku yang semu. Impian yang hanya sebatas kesat mata yang semuanya berawal dari penantian yang tak pasti datang kebahagiaan. Awalnya aku pikir percintaan itu mengasikkan dan mencintai seorang kekasih seakan menggembirakan hati. Aku pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang kekasih yang baik, pintar, dan tulus mencintaiku. Namun dibalik rasa cinta itu, semua telah berubah menjadi kekecewaan yang amat menyakitkan dan semua itu harus kuterima dengan hati yang tulus karena dibalik kekecewaan pasti tersimpan keindahan cinta itu sendiri.
Sebuah keajaiban terjadi padaku. Dia masuk dalam hidupku lalu tiba-tiba Engkau merubah segalanya. Kehadirannya itu membuat aku mampu merasakan perasaan ciptaan-Mu, merasakan betapa indahnya cinta dan kasih sayang dan mengenalmu. Aku baru sadar betapa naifnya aku dan betapa besarnya dosaku, tetapi aku bersyukur karena kau mengirim dia untuk mengetuk pintu hatiku yang kelam. Seorang gadis cantik yang baik, pintar dan berhati mulia dialah Sitti Hartina. Dia laksana sekuntum bunga mawar dari surga.
Seiring dengan perjalanan waktu, aku pun semakin menyadari bahwa aku sangat membutuhkan dia, bahkan bukan itu saja aku merasakan bayang-bayangnya tidak bisa lenyap dari pandanganku. Aku merasakan dirinya selalu hadir dalam setiap  waktuku dan aku merasakan kehadirannya menghibur kesepi-an malamku. Saat itulah hatiku menyimpulkan bahwa aku sangat mencintainya.
Demi cintaku padanya aku akan berusaha lepas dari masa lalu yang kelam dan berusaha membunuh keinginan-keinginanku walau membuat-ku tampak payah dan menderita karena dalam benakku ada sebuah keyakinan bahwa suatu nanti aku akan memilikinya.
Setelah kulukis bayangannya disudut pelata-ranku yang biru, kucari sosoknya di lembaran mimpiku yang begitu dingin. Dia pun selalu ceria padaku. Kuharap dia juga selalu mengharapkan pertemuan yang selalu ku nantikan. Di malam yang sunyi ini aku duduk sorang diri. Di dalam hatiku ini selalu menangis bila mengenang dirinya yang selama ini aku kurindukan. Aku akan tetap menanti kedatanganmu walau beribu abad tahun penantian ini tak akan beranjak sampai kapanpun. Hatiku tak akan berubah walau kau jauh dariku. Rinduku bagaikan malam tanpa bulan bila dia tidak  di sisiku. Aku selalu mengucurkan air mata telaga bening yang mengendap ke dasarnya. Walau seribu misteri suka dan duka, rinduku serta dendam, namun aku hadapi dengan pasrah dan ketabahan. Andainya dia seperti langit lembayung yang selalu menarikan warna pelangi yang begitu lembut dan mempesona. Selembut kasih yang berkata tanpa suara. Selembut cinta  maka, aku akan berusaha meraih warna pelangi itu. Akan kujolok bulan dan semua bintang agar hatiku dan hatinya dianyam cinta yang sejati. Telah lama aku melangkah sendiri dan terombang ambing antara rindu dan kenangan. Sepertinya aku telah dibuat melayang kelam kabut yang di penuhi asap awan.
Kini hatiku bagaikan dermaga yang terlena dalam sisa ombak yang kemudian melepas kelamnya di dalam kesendirian gigilan rindu. Aku kini bagaikan pelabuhan rindu yang selalu mengharapkan keramai-an.  Di hati ini kaulah orang yang selalu kuharapkan seperti ketika pertama aku masuk dalam kesendirian-mu. Seketika itu aku pun menemukan seonggok api yang selalu menerangi hati dan jiwa hingga menjadi baja dalam langkah yang memanjang walau badai waktu tak dapat ku terjang. ###

Tidak ada komentar: